Asal
Mula Kejadian Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus
membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari
ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk
hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan
dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.
Manusia
diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak
menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran
hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal
tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13,
Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan
Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan
dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang
sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.
Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara
permatozoa dengan ovum.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau
tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada
ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini
senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak
sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada
manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalah sebagai berikut:
1. Dari apa manusia itu diciptakan?
2. Bagaimana Pendangan Al-Quran
terhadap asal usul kejadian manusia?
3. Ayat- ayat apa saja yang menyebutkan
bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah?
4. Bagaimana asal- usul manusia menurut
ilmu dunia?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
yang menjadi Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dari apa manusia
itu diciptakan
2. Untuk mengetahui pandangan Al- Quran
menurut pandangan Al- quran
3. Untuk mengetahui ayat- ayat yang
menjelaskan bahwa manusia dicipkan dari saripati tanah
4. Untuk mengetahui asal- usul manusia
menurut ilmu dunia
D. Mamfaat Penulisan
1. Kita mengetahui dari apa manusia
diciptakan
2. Kita mengetahui bagaimana pandangan
Al Quran terhadap asal-usul manusia
3. Kita mengetahui ayat-ayat yang
menjelaskan tentang manusia diciptakan dari saripati tanah
4. Kita juga mengetahui asal usul
manusia menurut ilmu dunia.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Menurut Ibn Jurair al-Tabari, asal perkataan nutfah ialah
nutf ertinya air yang sedikit yang terdapat di dalam sesuatu bekas samada
telaga, tabung dan sebagainya. Sementara perkataan amsyaj berasal daripada
perkataan masyj yang bererti percampuran.
Berasaskan kepada makna perkataan tersebut maksud ayat di
atas ialah sesungguhnya Kami (Allah) menciptakan manusia daripada air mani
lelaki dan air mani perempuan.
Daripada nutfah inilah Allah menciptakan anggota-anggota
yang berlainan , tingkahlaku yang berbeza serta menjadikan lelaki dan
perempuan. Daripada nutfah lelaki akan terbentunya saraf, tulang dan fakulti ,
manakala dari nutfah perempuan akan terbentuknya darah dan daging.
2. Pengertian Hakikat Manusia
Hakekat
manusia adalah sebagai berikut :
a.
Makhluk
yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat
rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.
yang mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi
berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.
Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
f.
Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah
makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang
sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
Dibanding makhluk lainnya manusia mempunyai
kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang
bagaimanapun, baik didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak
diruang yang terbatas. Walaupun ada binatang yang bergerak didarat dan dilaut,
namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
Mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain dijelaskan surat al-Isra’ ayat 70.
Disamping itu, manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat
memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul.
Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan
sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat
mulia kalau mereka sebagai khalifah ( makhluk alternatif ) tetap hidup dengan
ajaran Allah ( QS. Al-An’am : 165 ). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (
bisa dibedakan ) dengan makhluk lainnya.
Jika manusia hidup dengn ilmu selain ilmu Allah, manusia
tidak bermartabat lagi. Dalam keadaan demikian manusia disamakan dengan binatang,
“mereka itu seperti binatang ( ulaaika kal an’aam ), bahkan lebih buruk dari
binatang ( bal hum adhal ). Dalam keadaan demikian manusia bermartabat rendah (
at-Tiin : 4 ).
BAB III
PEMBAHASAN
1. Asal Usul Manusia Menurut Al- Qur’an
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah,
lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang
paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia
wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak
menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran
hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal
tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13,
Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan
Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan
dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang
sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.
Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara
permatozoa dengan ovum.
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan
manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang
tersebar adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air
yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah,
ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam rahim ibu.
Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya.
Dengan demikian, pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu
pengetahuan.
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran
menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam
istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah.
Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah
dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun
tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara
rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan berpendapat membantah
bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis kera,
konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan
ini tentu sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep
biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan
sebagian besar manusia. Dalam hal ini membuat kita para manusia kehilangan
harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk yang sempurna dan
paling mulia.
Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan
yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan
perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan
kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua
yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT.
{“Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi
semuanya.”}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {“Allah telah menundukkan bagi kalian
matahari dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi
kalian malam dan siang.”}(Q. S. Ibrahim: 33). {“Allah telah menundukkan bahtera
bagi kalian agar dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya.”}(Q. S. Ibrahim:
32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah karuniakan kepada
manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat (turunan) dari apa-apa
yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat
memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu
mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan
yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang
lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan
mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia tentu ada
keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh dilewati.
Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri
manusia terdapat apa-apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang
bersifat khsusus. Dia berkembang, bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan
dan berkembang biak, menjaga dan dapat membela dirinya, merasakan kekurangan
dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk memenuhinya. Dia memiliki
rasa kasih sayang dan cinta,
2. Ayat-ayat yang Menjelaskan Asal-usul
Manusia
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari
tanah, umumnya dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa
manusia benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka
segala sesuatu dapat terjadi. Akan tetapi ada sebagian umat islam yang
berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut didasarkan atas
asumsi bahwa:
Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari
tanah tidak berarti bahwa semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut
mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan
makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut
diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan
pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia
yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya
bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu
pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi.
Jika dinyatakan istilah “Lumpur hitam yang diberi bentuk”
(mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang
kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai
tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui
oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya
sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar
ultraviolet.
Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah
menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin
bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan terwujud seketika. Dalam hal ini
harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun fa kana. Apa yang
dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu
proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga
mengalami prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-A’la 1-2 dan
Nuh 14.
Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah menyatakan
bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa seperti proses penciptaan
Adam, maka dapat menimbulkan pemikiran bahwa apabila isa lahir dari sesuatu
yang hidup, yaitu maryam, maka Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup
sebelumnya. Hal itu karena kata “tsumma” yang berarti kemudian, dapat juga
berarti suatu proses.
Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu
gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah pertama. Dalam
ayat tersebut, kata yang dipakai adalah jaa’ilun dan bukan khaaliqun. Kata
khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu yang baru, sedang kata ja’ala mengarah
pada sesuatu yang bukan baru,dengan arti kata “ memberi bentuk baru”. Pemahaman
seperti ini konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan “ apakah engkau
akan menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah darah?” ungkapan
malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum adam diciptakan, malaikat
melihat ada makhluk dan jenis makhluk yang dilihat adalah jenis yang selalu
merusak alam dan bertumpah darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan,
karena malaikat tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang
tahu apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah.
3. Perbandingan Asal-usul Manusia
Menurut Al-Quran dan Ilmu Dunia
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau
tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada
ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini
senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat
lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada
manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli
kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat
tersebut tidak secara harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa
manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran
Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-baqarah 30. kata
khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang
berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau
penerus ajaran Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau
pengganti, yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah
Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun
di masa Muawiyah-‘Abbasiah.
Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu
bakar pada waktu dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau
mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah
rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh umat islam, abu bakar antara
lain menyatakan “selama saya menaati Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila
saya menyimpang , maka luruskanlah saya”. Jika demikian pengertian khalifah,
maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal
itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran
Allah.
Sejarah asal mula manusia menurut Islam dan teori evolusi
menurut para ahli. Begitu banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, tapi masih ada satu permasalahan yang hingga kini belum mampu
dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah
masalah tentang asal usul kejadian manusia.
Banyak para ahli mempercayai bahwa, kehidupan manusia
berawal dari terpisahnya sebuah spesies hominid dari garis evolusi primata yang
akan menurunkan simpanse dan gorila. Kemudian, hominid ini berkembang dan
menurunkan manusia modern, Homo sapiens. pernyataan ini dipengaruhi oleh teori
evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan
bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan
bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses ini terjadi dalam waktu yang
sangat lama. Proses ini disebut evolusi.
Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan
dari hominid. Hominid adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri
diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini tersebar di seluruh
bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah
Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus
memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan
posisi tegak. Posisi tegak ini sangat penting karena, posisi ini memberikan
beberapa keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa melihat
benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan berat ke tangan.
Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis,
spesies ini diperkirakan merupakan keturunan dari Australopithecus africanus.
Homo habilis sudah memiliki kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar
dari batu-batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta
tahun yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.
Homo erectus adalah jenis hominid yang
kemungkinan besar merupakan keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki
kapasitas otak yang lebih besar daripada Homo habilis. Mereka sudah mamou
membuat peralatan yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang hewan.
Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis.
Homo Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di
beberapa wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan
tetapi, mereka punah dan digantikan Homo sapiens, manusia modern.
Itulah sejarah asal mula manusia menurut teori
evolusi, Akan tetapi, hal ini sangat bertolak belakang dengan apa yang telah
tertulis dalam Al-Qur'an. Allah berfirman dalam (QS> Al Hijr (15): 28-29)
yang artinya :
Dan (ingatlah) ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan
seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan
bersujud" (QS. Al Hijr (15) : 28-29)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh
Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang
sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka
dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah".
(QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang
penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam
sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu
berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di
dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan
manusia, Allah berkehendak menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan
hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh
bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS.
Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah
dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS.
An Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dijelaskan :
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika
(janin) bahwa selama embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang
menutupinya yaitu dinding abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan
lapisan tipis amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim,
dan kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini
ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an
"...Dia menjadikan kamu dalam
perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam
rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
BAB IV
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
a.
Manusia
adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan supranatural,
manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
b. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah
kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa
kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai kausalitas sebagai sumber utama yg
bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–, sejarah dan masyarakat
sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur tangan pada dan
bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial,
kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
c.
Manusia
adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol; Kesadaran
dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami aktualitas
dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan mampu
menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada
permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar
penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati
batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau
dan masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia
mendapat pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri.
Kesadaran adalah suatu zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
d. Manusia adalah makhluk yg sadar
diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk hidup yg mempunyai
pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari, manganalisis,
mengetahui dan menilai dirinya.
e.
Manusia
adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan dirinya
secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini
menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg
memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya,
memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan
menempatkannya pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
f.
Manusia
adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg
seharusnya. Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia.
Idealisme tidak memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh
realita yg ada. Kekuatan inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung,
menemukan, menyelidiki, mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah
dan ruhaniah.
g. Manusia adalah makhluk moral. Di
sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai. Nilai terdiri dari ikatan yg
ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau dimana suatu
motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin dapat
disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang
merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan
ini.
h. Manusia adalah makhluk utama dalam
dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri, dan sebagai suatu penciptaan
atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia memiliki kemauan,
ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk memilih dan
mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami. Kekuatan
ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
2. Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar