KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah,
penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya
kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “ALAM SEMESTA
MENURUT PANDANGAN ISLAM”.
Penyusun menyadari bahwa
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya bantuan beberapa
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Selaku dosen penganpu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
2. Rekan-rekan penyyusun yang telah
memberikan bantuan, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan
makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi
perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini
dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa yang
bermunat pada umumnya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta adalah fana.
Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat
kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat
diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia.
Ada penciptaan, proses dari ketia-daan
menjadi ada, dan akhirnya hancur. Di antaranya ada pen-ciptaan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Di sana berlang-sung pula ribuan, bahkan jutaan proses
fisika, kimia, biologi dan proses-proses lain yang tak diketahui. Sebenarnya
seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan kejadiannya mengikuti
segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam Al Qur’an. Gambaran
jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti dan mengekor pada
segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau tidak tabir
rahasianya oleh manusia.
B. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam
2. Mengetahui konsep alam semesta
3. Mengetahui proses kejadian alam
semesta
4. Mengetahui hubungan manusia dengan
alam
BAB II
PEMBAHASAN
ALAM SEMESTA MENURUT PANDANGAN ISLAM
A).
KONSEP
ALAM SEMESTA
Al
Qur’an dapati kesimpulan yang cukup besar peluang kebenarannya bahwa
sebenarnya seluruh kejadian di alam semesta ini, sudah terjadi dan
kejadiannya mengikuti segala rencana dan konsep yang sudah tertera di dalam
Al Qur’an. Gambaran jelasnya, bahwa semua proses alam semesta ini mengikuti
dan mengekor pada segala yang tertuang dalam Al Qur’an, apakah diketahui atau
tidak tabir rahasianya oleh manusia.
Dengan
kata lain, kejadian dunia ini adalah sebagai “cermin manifestasi” dan
“kenyataan lahir” dari rencana Allah yang sebenarnya sudah diberitahukan
kepada manusia lewat Al Qur’an, sebelum kejadian tersebut terjadi, dengan
tidak ada tekanan apakah manusia mau atau tidak memahaminya guna mendapatkan
takwil isyarat-Nya.
Al
Qur’an diturunkan bukan hanya kepada umat Islam, tetapi sebagai mediator
menyampaikan pesan Tuhan Pencipta Alam kepada semua makhluk-Nya. Al Qur’an
yang sedemikian sempurna ini memberi kabar dan cerita semua kejadian di alam
semesta ini.
Kemukjizatan Al-Qur'an ditandai
dengan keorisinilannya sejak diturunkan . Kitab suci ini juga tidak dapat
ditandingi oleh siapa pun di dunia ini hingga akhir zaman. Ia tidak akan
lekang dimakan pergeseran masa dan dapat diuji dari sudut mana pun juga.
Sekarang pun, saat ilmu pengetahuan berkembang pesat, ternyata Al-Qur'an
sanggup menjawab tantangan sains modern.
Salah satu hal yang membuat takjub
para ilmuwan adalah adanya persesuaian antara konsep penciptaan alam semesta
menurut Al-Qur'an dan sains (ilmu pengetahuan) modern. Dalam pandangan sains
modern, pada awalnya alam semesta ini masih berupa kabut gas yang panas dan
kemudian terpisah. Terpisahnya kabut gas ini merupakan proses awal
terciptanya galaksi-galaksi. Dari pecahan-pecahan kabut gas tersebut selanjutnya
melalui proses evolusi terbentuk milyaran matahari dengan planet-planetnya,
termasuk bumi yang kita huni ini. Ilmuwan cerdas yang pertama kali
mengemukakan teori di atas bernama Laplace dari Perancis dan Immanue Kant
dari Jerman.
Meskipun demikian, ratusan tahun
sebelum ilmuwan itu mengemukakan teorinya, Al-Qur'an telah menyebutkan secara
gamblang. sebagaimana tertulis dalam Surat Al Anbiya ayat 30: "Dan
apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara
keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga yang beriman?"
Ayat tentang asal mula alam
semesta dari kabut/nebula (QS 41/11).
Artinya : “11. Kemudian Dia
menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia
berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab:
"Kami datang dengan suka hati."
Teori alam semesta ini berasal
dari kabut gas yang panas, dapat juga dibaca dalam surat Fushillat ayat 9-12.
Ada beberapa kesimpulan penting
yang dapat kita petik dari ayat-ayat di atas,yaitu:
1. Disebutkan bahwa antara langit dan bumi (kosmos) semula merupakan satu kesatuan (ratg) lalu mengalami proses pemisahan (fatg). Perlu ditegaskan di sini, bahwa fatg dalam bahasa Arab artinya memisahkan dan ratg artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.
2. Disebutkan adanya kabut gas (dukhan) sebagai materi
penciptaan kosmos.
3. Disebutkan pula bahwa penciptaan kosmos (alam semesta) tidak terjadi sekaligus,tetapi secara bertahap.
Apabila dikaitkan dengan sejumlah teori seputar terjadinya kosmos menurut
sains modern, maka konsep penciptaan semesta yang tertera dalam Al-Qur'an
tidak dapat disangkal lagi kebenarannya.
Adanya kumpulan kabut gas dan terjadinya pemisahan-pemisahan kabut gas
tersebut atau dikenal dengan proses evolusi terbentuknya alam semesta, sudah
dipaparkan secara jelas oleh Al-Qur'an jauh sebelum sains modern
mengemukakannya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah penjelasan tentang proses
terciptanya alam semesta menurut ilmu pengetahuan modern.
Semula alam semesta ini terdiri
dari satu kumpulan gas, yakni gas hidrogen dan sedikit helium yang berputar
secara pelan. Itu terjadi pada zaman kuno, bermilyar-milyar tahun yang lalu.
Kumpulan gas tersebut kemudian menjasi potongan-potongan yang sangat besar
dan banyak. Ahli-ahli astrofisika (fisika bintang) memperkirakan tiap
potongan tersebut besarnya satu milyar sampai seratus milyar kali dari
matahari. Sedangkan besarnya matahari sekitar 300.000 kali dari bumi.
B).
PROSES
KEJADIAN ALAM SEMESTA
Allah swt telah mengatur
semua proses penciptaan bumi. Dan Allah telah memberitahukan kepada umatnya
mengenai penciptaan bumi dan alam semesta melalui Al-quran. Kitab suci umat
islam inilah sumber dari segala macam ilmu pengetahuan.
Di dalamnya semua ilmu pengetahuan
tertulis untuk membantu kita mencari pengetahuan dan terus mengimani
isi-isinya. Dalam hal ini saya berupaya untuk sedikit menkaji mengenai ayat
dalam al-quran yang membahas megenai penciptaan bumi.
Dalam surat An Naaziat (79) ayat
27 – 33 menerangkan proses penciptaan bumi dan alam semesta. Dalam ayat
tersebut tertulis bumi dan alam semesta tercipta dalam enam masa. Masih dalam
perdebatan mengenai enam masa yang dimaksud. Entah itu enam tahun, enam hari,
enam periode, ataupun enam tahapan. Dalam hal ini kami mencoba mengkaji enam
masa yang dimaksud. Tulisan ini kami ambil dari berbagai sumber.
Annaziat ayat 27 :
”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit?
Allah telah membinanya,(27)”
Dalam ayat tersebut dimulailah mengenai masa I penciptaan bumi. Pasa masa I ini dijelaskan mengenai penciptaaan langit. Dalam ilmu tata surya dikenal dengan istilah ”Teori Big Bang”. Teori Big Bang adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu. alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit. Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut, terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Bisa diaktakan awan dan langit yang kita lihat selama ini adalah bentuk pertama dari penciptaan bumi dan alam semesta.
Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan
menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa
piringan, yang kemudian membentuk galaksi. Bintang-bintang dan gas terbentuk
dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran)
dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan
kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi.
Annaziat ayat 28 :
”Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,(28)”
Ayat ini menerangkan masa II dari penciptaan bumi. Dua kata kunci dalam ayat ini adalah “meninggikan dan menyempurnakan”. Mengembang yang dimaksud adalah proses berkembangnya seluruh galaksi yang saling menjauh antar satu sama lain. Dan langit-langit menjadi semakin meninggi. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang.
Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta
terbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran
dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus
mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.
Annaziat ayat 29 :
”Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang
benderang (29)”
Memasuki masa III, di sini yang dapat kita saksikan dalam kehidupan
sehari-hari. Allah SWT telah membuat siang-malam secara bergantian. Allah
menjadikan malam yang gelap gulita dan menjadikan siang yang terang
benderang. Dapat diartikan dalam ayat ini Matahari sebagai sumber cahaya dan
bumi berputar mengelilinya. Karena perputaran bumi tersebut terjadilah siang
dan malam.
Annaziat ayat 30 :
”Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (30)” Di masa IV inilah mulai bumi
terbentuk. dimulai dengan pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan
Bumi.
Annaziat ayat 31 :
“Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya(31)” Pada ayat ini, dijelaskan mengenai masa V penciptaan bumi yaitu evolusi air. Ketika bumi terbentuk air belum ada. Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.
Annaziat ayat 32 :
“Dan gunung-gunung
dipancangkan-Nya dengan teguh, (32)”
Memasuki masa VI, atau masa terakhir, bumi mulai diisi dengan gunung-gunung yang terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan air dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung-gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah.
Setelah terbentuk gunung, maka
diciptakanlah hewan-hewan, dan manusia hingga sekarang ini. Dijelaskan dalam
Annaziat ayat 33 :
”(semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu”.
Begitulah kira-kira proses
penciptaan bumi. Banyak dari ayat-ayat dan surat lain yang menjelaskan
mengenai penciptaan bumi. Namun saya hanya memfokuskan kepada surat Annaziat,
ayat27-33. untuk lebih jelasnya bisa kaji bersama-sama kedepannya nanti.
Hikmah apa yang bisa petik?
1.
Dalam
surat Al baqarah ayat 2 dijelaskan:
”Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” Sangat jelas di dalam al quran tidak keraguan seluruh isi di dalamnya. Semuanya isinya telah terbukti berdasarkan alam yang telah ada, dan juga melalui ilmu pengetahuan. jika kita terus berpegang teguh pada Al Quran insya Allah kita termasuk orang yang bertaqwa.
2.
Al
quran tidak hanya untuk sekadar di baca, namun diperlukan pengkajian lebih
dalam mengenai segala macam isi-isinya. Di dalamnya terdapat segala macam
ilmu pengetahuan yang bisa terus kita gali.
3.
Segala
sesuatu mengenai kehidupan di bumi ini, telah diatur oleh Allah SWT. Kita
tinggal bertaqwa kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk kebenaran dalam
hidup ini.
Penemuan di bidang astronomi
menyebabkan kosmologi terbagi dalam dua kelompok.:
1.
Kelompok
pertama beranggapan bahwa alam semesta ini statis, dari permulaan
diciptakannya sampai sekarang ini tak berubah.
2.
Kelompok
kedua dan yang paling diakui saat ini beranggapan bahwa alam semesta ini
dinamis, bergerak atau beruba dan sampai saat ini masih terus
mengembang/membesar.
Kelompok yang beranggapan bahwa
alam semesta ini dinamis ditunjang oleh ilmu pengetahuan modern. Menurut
teori evolusi, pengembangan seperti dibuktikan oleh adanya big bang,
ditafsirkan bahwa alam semesta ini dimulai dengan satu ledakan dahsyat.
Materi yang terdapat dalam alam semesta itu mula-mula berdesakan satu sama
lain dalam suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya berupa
proton, neutron, dan elektron, tidak mampu membentuk susunan yang lebih berat.
Karena mengembang, maka suhu menurun sehingga proton dan neutron berkumpul
membentuk inti atom. Kecepatan mengembang ini menentukan macam atom yang
terbentuk.
Para ahli ilmu alam telah
menghitung bahwa masa mendidih itu tidak lebih dari 30 menit. Bila kurang
artinya mengembung lebih cepat, alam semesta ini akan didominir oleh unsur
hidrogen. Apabila lebih dari 30 menit, berarti mengembung lambat, unsur berat
akan dominan
Selama 250 juta tahun sesudah ledakan dahsyat, energi sinar dominan terhadap materi, transformasi di antara keduanya bisa terjadi sesuai dengan rumus Einstein, E = mc2. Dalam proses pengembungan ini energi sinar banyak terpakai dan materi semakin dominan. Setelah 250 juta tahun maka masa dari materi dan sinar menjadi sama. Sebelum itu, tidak dibayangkan behwa materi larut dalam panas radiasi, seperti garam larut di air. Pada masa itu, setelah lewat 250 juta tahun, materi dan gravitasi dominan, terdapat differensiasi yang tadinya homogen. Bola-bola gas masa galaxi terbentuk dengan garis tengah kurang lebih 40.000 tahun cahaya dan masanya 200 juta kali massa matahari kita. Awan gas gelap itu kemudian berdifferensiasi atau berkondensasi menjadi bola-bola gas bintang yang berkontraksi sangat cepat. Akibat kontraksi atau pemadatan itu maka suhu naik sampai 20.000.000 derajat, yaitu threshold reaksi inti, dan bintang itupun mulai bercahaya.
Karena sebagian dari materi
terhisap ke pusat bintang, maka planet dibentuk dari sisa-sisanya. Yaitu
butir-butir debu berbenturan satu sama lain dan membentuk massa yang lebih
besar, berseliweran di ruang angkasa dan makin lama makin besar sehingga
terbentuk planet-planet ataupun benda angkasa lainnya selain bintang.
Diperkirakan proses pengembangan
alam semesta tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Dimana setiap
galaksi satu dan galaksi lainnya saling berjauhan satu sama lain setiap waktunya.
Proses ini akan terus berlangsung hingga akhir jaman, dimana alam semesta
sudah tidak memiliki energi yang menopangnya lagi dan alam ini sudah mencapai
batas akhir dari proses pengembangannya. Hingga akhirnya alam semesta ini
runtuh. Tak bisa kita bayangkan kerusakan apa yang akan terjadi ketika bumi,
planet yang menjadi rumah bagi manusia, tertimpa reruntuhan alam semesta yang
tak terhingga besarnya.
C). HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
Manusia dan alam mempunyai
keterikatan yang kuat dimana keduanya mempunyai hak dan kewajiban antara satu
dengan yang lain untuk menjaga keseimbangan alam. Hubungan antara manusia
dengan alam atau hubungan manusia dengan sesamanya, bukan merupakan hubungan antara
penakluk dan yang ditaklukkan, atau antara tuhan dengan hamba, tetapi
hubungan kebersamaan dalam ketundukan kepada Allah SWT. Manusia diperintahkan
untuk memerankan fungsi kekhalifahannya yaitu kepedulian, pelestarian dan
pemeliharaan. Berbuat adil dan tidak bertindak sewenang -wenang kepada semua
makhluk sehingga hubungan yang selaras antara manusia dan alam mampu
memberikan dampak positif bagi keduanya. Oleh karena itu manusia
diperintahkan untuk mempelajari dan mengembangkan pengetahuan alam guna menjaga
keseimbangan alam dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Itu merupakan
salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Dalam pelajaran ekologi manusia,
kita akan dikenalkan pada teori tentang hubungan manusia dengan alam. Salah
satunya adalah anthrophosentis. Di sana dijelaskan mengenai hubungan manusia
dan alam. salah satu bentuknya adalah anthoposentris. dimana manusia menjadi
pusat dari alam. maksudnya semua yang ada dialam ini adalah untuk manusia.
Kalau dipikir-pikir emang benar sih. buat apa coba, ada sapi, ikan, padi,
kalau bukan untuk makanan kita. buat apa ada kayu, batu, pasir, kalau bukan
buat bangunan untuk manusia. buat apa ada emas, berlian kalau gak dipakai
oleh manusia sebagai perhiasan.
Allah SWT. juga menjelaskannya
dalam Al Qur’an, bahwa semua yang ada dialam ini memang sudah diciptakan
untuk kepentingan manusia.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
untuk kamu” (al baqarah: 29)
Tapi berbeda dengan anthoroposentris yang menempatkan
manusia sebagai penguasa yang memiliki hak tidak terbatas terhadap alam, maka
islam menempatkan manusia sebagai rahmat bagi alam.
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(al anbiyaa’:107)
walaupun kita diberi kelebihan oleh Allah atas segala
sesuatu di alam ini, tapi kelebihan itu tidak menjadikan kita sebagai
penguasa atas alam dan isinya. Karena alam dan isinya tetaplah milik Allah.
Kita hanya diberikan kekuasaan atas alam tersebut sebagai pengelola dan
pemelihara, dan pemakmur.
Kemudia ketika kita berinteraksi
dengan alam, tidak seperti paham antroposentris yang menghalalkan sebgala
cara asal kebutuhan manusia terpenuhi, islam mengajarkan bahwa hak kita dalam
memanfaatkan alam juga dibatasi oleh hak alam dan isinya itu sendiri.
“Dan Dialah yang menjadikan
kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma,
tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (al
an’am:141)” kita tidak boleh berlegih-lebihan dalam memanfaatkannya, sehingga
menimbulkan kerusakan. seharusnya semua yang ada dialam ini kita jadikan
sebagai sarana untuk berpikir akan kebesaran Allah SWT.
“Dan di bumi ini terdapat
bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan
pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(ar ra’du: 4)”
Ada fungsi utama manusia di dunia,
yaitu 'abdun' dan khalifah Allah dibumi.Esensi dari 'abdun' adalah ketaatan,
ketundukan, dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan
esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam kontek 'abdun', manusia
menempati posisi sebagai ciptaan Allah.Posisi ini memiliki konsekuensi adanya
keharusan manusia untuk taat dan patuh terhadap penciptanya.Keengganan
manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan
rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang
sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi
akal.Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada
selain Allah termasuk menghambakan diri kepada selain Allah termasuk
menghambakan diri kepada hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan
dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia
termasuk pada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan
dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan
kepada dan kecenderungan kepada perbuatan fasik.Sebagaimana firman Allah,
faalhamaha fujuroha watakwaha.Artinya "maka Allah mengilhamkan kepada
jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan".Dengan kedua kecenderungan
tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan
yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Untuk itu Allah berfirman
"wahadainahu najdaini"."Aku tunjukan kamu dua jalan".Akal
memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi dirinya.
Fungsi yang kedua sebagai Khalifah
Allah di bumi, ia punya tanggung jawab untuk menjaga alam.Manusia diberikan
kebebasan untuk memanfaatkan sumberdaya.Oleh karena itu perlu adanya ilmu
dalam memanfaatkan sumberdaya agar tetap terdapat keseimbangan dalam alam.
Kerusakan alam lebih banyak disebabkan karena ulah manusia
sendiri.Sebagaimana firman Allah dalam Qs.Arrum 41.
Artinya: “41. Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).”
Untuk melaksanakan tanggung
jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk berkreasi
sekaligus menghadapkan dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk
psikofisik.Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan
dan ketundukan terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap
perintah beribadah secara langsung (fungsi sebagai abdun) maupun konteks
ketaatan terhadap sunatullah (fungsi sebagai khalifah).Perpaduan antara tugas
ibadah dan khalifah inilah yang akan mewujudkan manusia yang ideal yakni
manusia yang selamat dunia akherat
Setelah kita mengetahui betapa
tinggi perhatian Islam terhadap ilmu pengetahuan dan betapa Allah SWT
mewajibkan kepada kaum muslimin untuk belajar dan terus belajar, maka
Islampun telah mengatur dan menggariskan kepada ummatnya agar mereka menjadi
ummat yang terbaik (dalam ilmu pengetahuan dan dalam segala hal) dan agar
mereka tidak salah dan tersesat, dengan memberikan bingkai sumber pengetahuan
berdasarkan urutan kebenarannya sebagai berikut : Al-Qur’an dan as-Sunnah :
Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan al-Qur’an dan
as-Sunnah sebagai sumber pertama ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan
keduanya adalah langsung dari sisi Allah SWT dan dalam pengawasannya,
sehingga terjaga dari kesalahan, dan terbebas dari segala vested interest
apapun, karena ia diturunkan dari Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Adil.
Sehingga tentang kewajiban mengambil ilmu dari keduanya, disampaikan Allah
SWT melalui berbagai perintah untuk memikirkan ayat-ayat NYA dan menjadikan
Nabi SAW sebagai pemimpin dalam segala hal.
BAB III
KESIMPULAN
Allah menciptakan alam semesta ini
bukan untukNya, tetapi untuk seluruh makhluk yang diberi hidup dan kehidupan.
Sebagai pencipta dan sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan dan
kekuasaan absolut untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta
pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah mengamanatkan
alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi amanat itu, yaitu MANUSIA.
Dan oleh karenanya manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi
yang sangat mendasar, yaitu kekuatan fisi dan kekuatan rasio, disamping emosi
dan intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang
kelak akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama hidupnya
di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.
Manusia diberi hidup oleh Allah
tidak secara outomatis dan langsung, akan tetapi melalui proses panjang yang
melibatkan berbagai faktor dan aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu
atau tidak kuasa menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada
proses itulah maka tercipta dan muncul apa yang disebut “kehidupan” baik bagi
manusia itu sendiri maupun bagi mahluk lain yang juga diberi hidup oleh
Allah, yakni flora dan fauna.
Kehidupan yang demikian adalah
proses hubungan interaktif secara harmonis dan seimbang yang saling menunjang
antara manusia, alam dan segala isinya utamanaya flora dan fauna, dalam suatu
“tata nilai” maupun “tatanan” yang disebut ekosistem. Tata nilai dan tatanan
itulah yang disebut pula “moral dan etika kehidupan alam” yang sering
dipengaruhi oleh paradigma dinamis yang berkembang dalam komunitas masyarakat
disamping pengaruh ajaran agama yang menjadi sumber inspirasi moral dan etika
itu.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Mansoer, Hamdan. 2004. Materi
Instruksional Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Jakarta :
DIKTI.
Anonim, 2008. Sumber Ilmu Pengetahuan dalam Islam,
blogspot : Al-Ikhwan.net.
Zuhairini, dkk, 1991. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Bumi Aksara,.
http: ferdahartanti.blogspot.com
www. untukku.com
http: koesandi. Wordpress.com
http: /atd. eprints. ums.ac.id
http: dkmfahutan. Wordpress.com
|
Kamis, 06 Agustus 2015
AGAMA - Alam Semesta dalam Pandangan Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar